Tolong kembalikan tangan ita..

Gadis kecil berusia empat tahun itu sedang asyik mencoret-coret tanah di pekarangan rumahnya, sementara pembantu yang menjaganya menjemur pakaian. Beberapa waktu kemudian, Ita si gadis kecil menemukan paku berkarat dan memakainya untuk menggambar. Kemudian Ita berjalan ke garasi dan mulai menggoreskan paku itu di sedan hitam yang baru dibeli papanya. Dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan sedan itu.

Sore harinya, ketika papa dan mamanya pulang, dengan bangga Ita menarik tangan papanya untuk memperlihatkan hasil karyanya sendiri di garasi. Pemandangan di garasi itu dengan cepat memompa emosi papanya dan karena lepas kendali, papanya memukul tangan Ita dengan mistar. "Ampun Pa ... Ampun Pa..., itulah jeritan yang keluar dari mulut Ita tapi jeritan ini tidak dihiraukan oleh papanya. Setelah merasa puas, papanya berhenti dan menyuruh pembantu utnuk mengurusi Ita yang baru saja didisiplinkan tanpa pembelaan sang mama.

Renungan Satu Jam bersama Ayah

Ayah yang terlalu sibuk adalah seorang ayah yang sangat larut dalam pekerjaannya. Setiap hari ia berangkat sebelum anak-anaknya bangun dan pulang setelah anak2nya tertidur lelap.

Suatu hari anaknya yang berumur 5 tahun menunggunya sampe larut malam. Saat melihat ayahnya pulang anak tersebut langsung menghampiri ayahnya dan bertanya, "Ayah bolehkah saya bertanya sesuatu ?" mendapat pertanyaan tersebut ayahnya segera menjawab, "Tentu saja, ada apa nak ?"

"Berapa penghasilan ayah per jam..?" tanya si anak. Si ayah pun bertanya dengan penuh keheranan, "Kenapa kau tanya sesuatu yang tidak ada hubungannya denganmu ?"

Anak itu tak menjawab, tapi mendesak ayahnya dengan pertanyaan yang sama, setelah dipaksa beberapa kali, akhirnya sang ayah pun menjawab bahwa penghasilannya perjam adalah seratus ribu rupiah. Si anak pun bertanya kembali, "Bolehkah saya minta uang lima puluh ribu rupiah dari ayah ?" dengan nada memohon.
 Cerita inspiratif :Pesan Sang Ayah


Cerita ini mengisahkan kehidupan 2 orang kakak beradik.
Ketika ayahnya meninggal sebelumnya berpesan dua hal:
pertama jangan menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadamu,
dan kedua jika mereka pergi dari rumah ke toko jangan sampai mukanya
terkena sinar matahari.
Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah
ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Ibunya yang masih hidup menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu: Inilah karena saya mengikuti pesan ayah.
Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, dan sebagai akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih.
Juga ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong. Sebetulnya dengan jalan kaki saja cukup, tetapi karena pesan ayah demikian maka akibatnya pengeluaranku
bertambah banyak.

Renungan Tentang Cinta

Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu....
Janganlah sesekali kamu melepaskannya kembali ke dalam air begitu saja....
Karena ia akan sakit oleh karena ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup...

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang...
Setelah ia mulai menyayangimu, hendaklah kamu menjaga hatinya....
Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja....
Karena dia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak akan dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatmu. ...